Rabu, 17 Februari 2016

LAPORAN KKN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) merupakan salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian merupakan suatu wujud Kristalisasi dan  Integrasi serta ilmu yang tertuang secara teoritis di bangku kuliah untuk ditetapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sehingga ilmu yang di peroleh dapat diaplikasikan dan di bidangkan dalam masyarakat luas.
     KKN bagi Mahasiswa dapat di harapkan menjadi suatu pengalaman belajar yang baru untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan kesedaran hidup bermasyarakat. Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa di harapkan mampu memberikan motifasi dan inovasi dalam bidang sosial kemasyarakatan. Hal ini selaras dengan fungsi Perguruan Tinggi sebagai jembatan (komunikasi) dalam proses pembangunan dan penerapan IPTEK pada khususnya.
     Pada hakikatnya tujuan utama KKN lainnya adalah agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatannya dalam masyarakat dan secara langsung dapat mengidentifikasi, merumuskan serta memecahkan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat secara Interdisipliner dan Komphrensip.
Berdasarkan hal tersebut, Kuliah Kerja Nyata Sekolah Tinggi Pertanian sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang dimiliki mahasiswa kehadapan masyarakat dalam mengembangkan kompetensinya, di harapkan sudah selayaknya siap untuk menghadapi tantangan yang sedang berkembang pada era globalisasi seperti sekarang ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat saat-saat ini dapat disampaikan ataupun diterapkan oleh mahasiswa di lokasi KKN sesuai dengan kebutuhan masyarakat maupun tuntutan zaman.
Kuliah Kerja Nyata mempunyai empat kelompok sasaran yaitu Mahasiswa, Masyarakat, Pemerintah dan Perguruan Tinggi. Bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata mempunyai sasaran untuk membina mahasiswa agar menjadi motivator dan inovator, sasaran bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah adalah  untuk memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, serta IPTEK dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
Sasaran bagi Perguruan Tinggi  adalah untuk memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dalam masyarakat, sehingga kurikulum Perguruan Tinggi dapat di sesuaikan dengan kondisi masyarakat yang di awali oleh PEMDA yang terkait.
1.2      Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
     Waktu pelaksanaan KKN Angkatan II dimulai pada tanggal 07 September sampai dengan 14 Oktober 2012 dan bertempat di Desa Tawabi Kecamatan Kepulauan Jouronga Kabupaten Halmahera Selatan.


1.3      Tujuan Kuliah Kerja Nyata ( KKN )
Tujuan dari KKN ini adalah:
1.       Untuk menghasilkan Sarjana sebagai penerus pembangunan dalam menghayati masalah yang dihadapi masyarakat serta menanggulangi masalah yang dihadapi tersebut secara pragmatis dan intersdisipliner.
2.       Agar Perguruan Tinggi lebih dekat pada masyarakat dan lebih meningkatkan kualitas dan relevansi program-program dengan tuntutan pembangunan di Desa tersebut.
3.       Agar perguruan tinggi dapat membantu pemerintah dalam mempercepat gerak pembangunan di pedesaan.
4.       Agar tercipta pengembangan kerja sama antar disiplin ilmu.
5.       Agar tumbuh wawasan dan kesadaran dinamika social dalam pembangunan masyarakat.
6.       Agar tumbuh rasa bangga, semangat kerja dan kemandirian masyarakat.
7.       Agar tercipta partisipasi dikalangan masyarakat dalam pembangunan nasional. 
1.4      Sasaran Program Kuliah Kerja Nyata ( KKN )
Ø  Mahasiswa sebagai calon penerus pembangunan ke depan
Ø  Perguruan Tinggi sebagai tempat belajar Mahasiswa
Ø  Masyarakat maupun Pemerintah Daerah yang dibantu oleh mahasiswa




BAB II
KONDISI DAN POTENSI WILAYAH DESA

2.1.  Sumber Daya Alam
Desa Tawabi merupakan salah satu desa tertua dari kedua desa yaitu pulau Gala dan Gonone di Kecamatan Kepulauan Jouronga, kabupaten Halmahera Selatan, dengan luas wilayah 945 ha yang terdiri dari potensi umum, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. 
Tabel  1. Data Potensi SDA Desa Tawabi Kecamatan Kep. Jouronga
No.
Uraian
Jumlah (Ha)
Ket.
1
2
3
4
5
6
7
Tanah Perkebunan Rakyat
Lahan Tanam Ubi kayu
Lahan Pertanian Tanaman Pangan
Lahan Perkebunan
Tipologi
Luas Tanaman Kelapa
Luas tanaman vanili

364
125
1
1
50
400
4



945

Sumber: Data Pengisian Profil Desa Tawabi Kecamatan Kep. Jouronga Tahun 2011.




Kondisi wilayah Desa Tawabi berada pada daerah kepulauan yang memiliki luas 50 ha, dengan batas-batas Desa sebagai berikut :
~        Bagian Barat berbatasan dengan pulau Gala,
~        Bagian Timur berbatasan dengan pulau Irian,
~        Bagian Utara berbatasan pulau Damar dan
~        Bagian Selatan berbatasan dengan pulau Obi.
Orbitasi Desa Tawabi antara jarak ke ibukota kecamatan 10 mil, dengan lama tempuh sekitar 2 jam menggunakan Katinting.  kemudian  jarak ke ibukota kabupaten adalah 120 km dengan menggunakan Katinting dengan lama tempuh 9 jam.
Selain itu, untuk sumber daya air di Desa Tawabi tidak memiliki air irigasi, namun sumber air minum yang dimanfaatkan oleh 218 kk adalah sumur gali dengan jumlah 6 unit dan 2 unit telah mengalami kerusakan.  
Dari sektor Pertanian untuk tanaman pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Tawabi adalah ubi kayu dengan luas areal adalah 125 ha.  Komoditas tersebut dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi sehari-sehari yang telah diolah menjadi sagu.  Selain itu, masyarakat setempat memasarkan hasil produksi sagu ke wilayah lain seperti Ternate, Obi, dan Bacan dengan harga jual Rp 7.000 perikat.
Dari sektor perkebunan di Desa Tawabi memiliki 2 komoditas yang dibudidayakan yaitu kelapa seluas 400 ha dan pala 4 ha.  Dari kedua komoditas tersebut, kelapa yang lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dibandingkan dengan pala.  Hal tersebut disebabkan karena kelapa memiliki areal yang lebih luas dan prospek yang menjanjikan.  Kelapa yang dihasilkan diolah menjadi kopra oleh masyarakat setempat dan kemudian dipasarkan ke wilayah lain seperti Kukupang dan Pasipalele dengan harga perkilonya adalah Rp 4.000. 
Sementara itu, untuk sektor perikanan komoditas yang lebih banyak dibudidayakan oleh masyarakat yang ada di Desa Tawabi adalah rumput laut dengan hasilnya pertahunnya adalah 180 ton pada tahun 2011.  Akan tetapi, pada tahun 2012 lambat laun mulai mengalami penurunan untuk melakukan kegiatan tersebut disebabkan karena terserangya penyakit sehingga membuat masyarakat menjadi malas untuk membudidayakan rumput laut.  Akan tetapi, terlepas dari rumput laut masyarakat mulai mengalihkan kegiatan perikanannya dihasil tangkapan ikan menggunakan bagang untuk mendukung kehidupan sehari-hari dalam hal konsumsi.  Selain itu juga, dipasarkan kepada masyarakat di Desa setempat dan juga daerah-daerah lain yang memiliki stok permintaan pasar yang cukup menjanjikan.
Untuk sektor kehutanan, masyarakat tidak melakukan kegiatan budidaya apapun, akan tetapi mengambil hasil hutan diwilayah setempat dengan menebang pohon-pohon kayu yang disesuikan dengan keperluan baik untuk pembuatan rumah ataupun pembuatan perlengkapan untuk transportasi laut seperti katinting dan spit yang merupakan penghasilan sampingan untuk mendukung kebutuhan hidup sehari-hari. 
                   




2.2.  Sumber Daya Manusia
Konsep tentang sumber daya manusia tentu tidak lepas dari manusia itu sendiri beserta dengan atribut-atribut uniknya yang dimulai dari aspek fisik hingga aspek psikologis. Satu hal yang paling menonjol dari manusia adalah makhluk yang komunal, dimana setiap individu selalu membutuhkan individu yang lain untuk saling berinteraksi.
Secara garis besar Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Potensi manusia menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Karakteristik demografi merupakan aspek kuantitatif sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk menggambarkan jumlah dan pertumbuhan penduduk, penyebaran penduduk dan komposisi penduduk.

2.2.1.  Jumlah Penduduk
    Potensi sumberdaya manusia di Desa Tawabi dengan total penduduk pada tahun 2012 sesuai hasil pendataan sebanyak 868 jiwa yang terdiri dari laki-laki 458 orang dan perempuan 410 orang serta jumlah KK sebanyak 218 . Data menurut umur penduduk Desa Tawabi dapat dilihat pada tabel berikut:





Tabel 2. Data Penduduk Berdasarkan Umur Di Desa Tawabi Kec. Kep. Jouronga.
NO
UMUR (TAHUN)
JUMLAH
%
1
0-6
114
13,5
2
7-12
151
17,9
3
12-18
121
14,3
4
19-25
97
11,4
5
26-31
101
11,9
6
32-37
67
12,0
7
38-43
59
7,0
8
44-49
32
3,7
9
50-56
46
5,4
10
57-62
25
3,0
11
63-68
12
1,4
12
69-74
13
1,5
13
75-80
6
0,7
TOTAL
844
103,7
Sumber: Hasil Pendataan Di Desa Tawabi Kec. Kepulauan Jouronga Tahun 2012.
               
2.2.2.  Tingkat Pendidikan
    Tingkat pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia,   karena dapat menggambarkan kemajuan di suatu daerah dalam mengelola sumberdaya alam.   Tingkat pendidikan di Desa Tawabi yang lebih dominan adalah tamatan SD sebanyak 569 orang dengan presentase 68,3% dan SLTP sebanyak 117 orang dengan presentse 14,0%.  Sementara itu, tingkat pendidikan yang lebih sedikit didapatkan dari hasil pendataan adalah D3 sebanyak 1 orang dengan presentase 0,1% dan D2 sebanyak 2 orang dengan presesentse 0,2%.


  
   Berikut ini merupakan tingkat pendidikan penduduk di Desa Tawabi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tawabi Kec. Kepulauan Jouronga.
NO
PENDIDIKAN
JUMLAH
%
1
Belum sekolah
86
10,3
2
Tamat SD/ Sederajat
569
68,3
3
SLTP/Sederajat
117
14,0
4
SLTA/Sederajat
52
6,2
5
D2
2
0,2
6
D3
1
0,1
7
S1
5
0,6
TOTAL
832
99,7
Sumber: Hasil Pendataan Di Desa Tawabi Kec. Kepulauan Jouronga Tahun 2012.

2.3.  Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi
    Ketersediaan sarana dan prasarana yang baik disuatu Desa dapat mempermudah masyarakat dan mendukung keberlangsungan hidup sehari-hari.  Prasarana transportasi darat meliputi jalan Tumbumas dengan panjang 11/2 km yang masih dilalui oleh masyarakat untuk aktifitas sehari-hari.  Kemudian untuk prasarana tranportasi laut meliputi tambatan perahu dan pelabuhan kapal penumpang, sementara untuk sarana transportasi sungai meliputi perahu motor dan kapal antar pulau.  Kedua tranportasi tersebut memiliki jumlah sebanyak 1 unit. 
    Selain itu, untuk prasarana komunikasi di Desa Tawabi memiliki jumlah total TV dan parabola sebanyak 48 unit yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memperoleh informasi dan sebagai hiburan keluarga.  Kemudian untuk penggunaan air bersih memiliki jumlah sebanyak 6 unit berupa sumur galian yang dimanfaatkan oleh 218 KK.  Prasarana penerangan yang digunakan oleh masyarakat setempat berupa lampu minyak 1 unit dan untuk pelayanan kesehatan yang dimiliki berupa polindes dan terdiri 1 unit.    
  Berikut ini merupakan sarana dan prasarana di Desa Tawabi yang dapat pada tabel dibawah ini. 
Tabel 4. Sarana dan Prasarana Di Desa Tawabi Kec. Kepulauan Jouronga.
No.
Sarana dan Prasarana
Jumlah
Ket.
1

2


3



4




5


6


7


Prasarana transportasi darat
● Jalan Tumbumas
Prasarana transportasi sungai/laut
Tambatan perahu
● Pelabuhan kapal penumpang
Sarana Transportasi sungai/laut
● Perahu motor
● Kapal antar pulau
● Perahu tanpa motor
Prasarana Komunikasi
● Jumlah TV
● Jumlah Parabola
Prasarana air bersih
● Jumlah sumur gali
Prasarana pendidikan
● SLTP
● SD
Prasarana penerangan
● Diesel
● Lampu Minyak
Prasarana desa
● Poskesdes

1 1/2 km

1 unit
1 unit

1 unit
1 unit
-

48 unit
48 unit
-
6 unit

1 unit
1 unit

1 unit
-

1 unit

Sumber: Sumber: Hasil Pendataan Di Desa Tawabi Kec. Kepulauan Jouronga Tahun 2012.





2.4.  Keadaan Pertanian, Perikanan, Kehutanan
    Keadaan pertanian di Desa Tawabi yang paling menonjol dan banyak digeluti oleh masyarakat setempat adalah tanaman ubi kayu.  Tanaman ini memiliki areal yang luas dan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan pangan, selain itu dapat juga mendukung perekonomian masyarakat setempat karena memiliki prospek pasar yang cukup menjanjikan.  Tanaman ubi kayu yang telah dipanen, kemudian diolah menjadi sagu dan siap untuk dipasarkan sesuia dengan sasaran wilayah yang dituju.
   Keadaan untuk perikanan, komoditas yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat di Desa Tawabi adalah rumput laut yang dijadikan sebagai kegiatan usaha untuk mendukung kebutuhan financial.  Dalam kegiatan budidaya rumput laut ini, masyarakat setempat masih mengalami permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu akibat serangan penyakit yang mengakibatkan kegagalan.  Namun dengan peristiwa tersebut tidak menyurutkan langkah masyarakat untuk membudidayakan rumput laut.  Hal ini terbukti dengan adanya bantuan yang diberikan oleh pemerintah melalui Dinas Perikanan berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk membudidayakan rumput laut dan hal tersebut sangat direspon oleh masyarakat di Desa Tawabi untuk melakukan kegiatan tersebut.  Selain rumput laut, masyarakat juga melakukan kegiatan perikanan dari hasil tangkapan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari dan dapat pula dipasarkan pada Desa setempat dan wilayah di Desa lain untuk menambah kebutuhan finansial.
    Sementara itu, untuk keadaan kehutanan di Desa tawabi masih cukup baik yang mana ditumbuhi dari beberapa jenis peponanan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Tawabi adalah untuk kebutuhan pembanguna Desa, pendirian perumahan, dan pembuatan sarana transportasi laut seperti katinting dan spit.  
2.5.  Sumber Mata Pencaharian
    Mata pencaharian merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia karena sangat berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan.  Mata pencaharian yang layak dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat yang ada di suatu Desa, namun sebaliknya maka akan menimbulkan kesengsaraan bagi masyarakat itu sendiri.
    Mata pencaharian pokok oleh masyarakat di Desa Tawabi didominasi oleh petani yaitu sebanyak 120 orang dengan presentasi 56,0% dan nelayan sebanyak 76 orang dengan presentase 35,5%.  Sementara itu, mata pencaharian yang lebih sedikit geluti oleh masyarakat Tawabi adalah swasta dan PTT yang terdiri dari 3 orang dengan presentase 1,4%.   Berikut ini merupakan mata pencaharian pokok oleh masyarakat Tawabi yang dapat dilihat pada tabel 5. 
      











Tabel 5.  Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa Tawabi
No.
Profesi
Jumlah
%
1
Petani
120
56,0
2
Buruh Tani
-
-
3
Buruh/swasta
3
1,4
4
PNS
4
1,8
5
Tukang
8
3,7
6
Peternak
-
-
7
Nelayan
76
35,5
8
Montir
-
-
9
PTT
3
1,4
10
Dokter
-

TOTAL
214
99,8
Sumber: Hasil Pendataan Di Desa Tawabi Kec. Kepulauan Jouronga Tahun 2012.











BAB III
PEMBAHASAN
     Memelihara ikan hias di rumah merupakan hobi yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga, kerabat, dan tetangga yang berkunjung di rumah anda.  Menurut hasil penelitian, memelihara ikan hias dapat menurunkan tingkat stress seseorang.  Selain itu, dengan memelihara ikan hias akan mengajarkan seseorang untuk dapat bertanggung jawab, melatih kedisiplinan, dan meningkatkan daya kreativitas. 
    Teknik budidaya ikan hias yang dilakukan di Desa Tawabi Kec. Kepulauan Jouronga bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap masyarakat mengenai cara memelihara Ikan Guppy (Beta spenden) di wadah yang terkontrol seperti akuarium atau wadah pemeliharaan lainnya. 
3.1.  Tahapan Pemeliharaan Ikan Guppy (Beta spenden)
Dalam membudidayakan ikan guppy (Beta spenden) ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu:
1.  Persiapan Wadah Pemeliharaan
    Wadah pemeliharaan merupakan tempat atau habitat untuk membudidayakan ikan hias dan sebagai proses pengadaptasian pada lingkungan yang baru.  Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah boks plastik dengan ukuran panjang 26 cm, lebar 19 cm, dan tinggi 16 cm.   Persiapan wadah pemeliharaan bertujuan untuk memudahkan pembudidaya ketika hendak melakukan penebaran ikan hias sesuai yang diinginkan.
2.  Persiapan Filter
   Setelah wadah pemeliharaan disiapkan kemudian dilanjutkan dengan persiapan filter.  Filter merupakan suatu alat atau benda yang dipakai ketika membudidayakan ikan hias dan berfungsi sebagai penyaring kotoran akibat dari sisa pakan dan feses yang mengendap di dasar akuarium.  Filter yang digunakan dalam budidaya ikan hias ini adalah kerikil-kerikil kecil yang dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan yang berfungsi untuk mempertahankan kualitas air tetap stabil.
3.  Pemasukan Air
    Air merupakan media hidup bagi organisme akuatik untuk hidup, mencari makan, dan berkembang biak.  Air yang dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan haruslah bersih dan tidak tercemar sehingga tidak membahayakan bagi ikan hias yang dipelihara.  Volume air yang diamsukkan ke wadah pemeliharaan sekitar 2 liter dan tinggi air adalah 7 cm.
4.  Penebaran Ikan Hias
   Setelah air telah dimasukkan dalam wadah pemeliharaan, kemudian dilanjutkan dengan penebaran.  Sebelum ditebar terlebih dahulu harus dilakukan aklimatisasi dengan lingkungan yang baru agar ikan tidak mengalami stress dan menghindari terjadinya kematian mendadak ketika dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan.  Jenis ikan hias yang ditebar adalah ikan guppy (Beta spenden) dengan jumlah sebanyak 5 ekor memiliki ukuran panjang tubuh 3 cm dan telah berumur 4 bulan.  Penebaran ikan hias ini harus dilakukan pada pagi dan sore hari ketika suhu rendah.  Hal ini bertujuan agar mencegah terjadinya stress bagi ikan hias yang dipelihara.
5.  Pemberian Pakan
     Ketersediaan pakan yang berkualitas, bernilai gizi tinggi, dan tidak beracun dapat mendukung keberlangsungan hidup bagi ikan hias yang dipelihara.  Pakan merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan budidaya, yang mana dapat menunjang pertumbuhan, pertahanan hidup, dan juga reproduksi.  Ikan guppy (Beta spenden) adalah jenis ikan hias pemakan tumbuhan (herbivore) dengan jenis pakan yang dikonsumsi adalah daun kangkung berukuran kecil dan jenis tumbuhan lainnya.  Pakan yang diberikan pada ikan guppy (Beta spenden) bukan saja dari makanan dari tumbuhan, tetapi dapat juga berupa suplemen bersereal seperti minuman energen.  Energen yang diberikan pada ikan guppy  (Beta spenden) dengan takaran dosis yang disesuikan dengan jumlah dan diberikan secara bertahap.  Frekuensi pemberian pakan energen untuk ikan guppy (Beta spenden) yaitu 2 kali sehari pada pagi dan sore hari sekitar pukul 07.00 dan 17.00 WIT.
6.  Pergantian Air
    Pergantian air pada wadah pemeliharaan dilakukan apabila pada dinding-dinding dari dasar akuarium telah kotor akibat dari sisa pakan dan feses yang mengendap.  Pergantian air dilakukan dengan cara ikan yang ada dalam wadah pemeliharaan dipindahkan ke wadah pemeliahraan lain dan kemudian disekitar di dinding dibersihkan dengan dengan kain halus, sementara itu, bagian dasar dilakukan pengurasan dengan menggunakan tangan sehingga kotoran yang ada terangkat ke permukaan air.  Setelah itu, air yang lama di buang secara total dan kemudian diganti dengan air yang baru.  Pergantian ini dilakukan dengan tujuan agar mempertahankan kualitas air tetap stabil sehingga ikan hias yang dibudidayakan memiliki kondisi fisik sehat dan warna tubuh tampak lebih cerah dan menarik.
3.2.  Manfaat Memelihara Ikan Guppy (Beta spenden)
    Memelihara ikan hias merupakan bagian dari hobi seseorang untuk dapat dinikmati oleh anggota keluarga dan dapat memperindah interior di rumah.  Berikut ini adalah beberapa manfaat yang diperlukan bila memelihara ikan guppy (Beta spenden).
1.       Memberikan kesenangan tersendiri bagi pemilik ikan hias.
2.       Menurunkan tingkat stress.
3.       Hewan yang tidak membuat repot pemiliknya.
4.       Mengajarkan untuk menjadi seseorang yang bertanggungjawab.
5.       Melatih kedisiplinan.
6.       Meningkatkan daya kreativitas seseorang.
7.       Apabila ditekuni secara serius, dapat dikembangkan menjadi alternative usaha yang cukup menjanjikan.         


















BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.  Kesimpulan
    Sesuai hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam memelihara ikan hias seseorang harus dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman serta mencari sumber informasi sebanyak-banyaknya sehingga kegiatan pemeliharaan yang dilakukan tidak mendapatkan hasil yang sia-sia dan mengalami kerugian.  Kegiatan pemeliharaan ikan hias bukan saja memberikan kesenangan pemiliknya, namun dapat pula dikembangkan menjadi alternatif usaha yang cukup menjanjikan.
4.2.  Saran
    Saran, apabila seseorang memiliki ketertarikan untuk memelihara ikan hias, maka dibutuhkan komitmen dan kesanggupan diri untuk melakukan kegiatan tersebut sehingga dapat memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.